Kesempurnaan Cinta

Kesempurnaan Cinta

Sudah tiga jam berlalu sejak aku meminta izin untuk istirahat. Mataku masih belum bisa terpejam, samar-samar sketsa wajahmu beradu dengan kantukku. Aku kembali terduduk, beralih posisi lagi. Telapak tangan dan kakiku masih terasa sedikit kelu. Besok, semua jawaban dari doa-doa kita akhirnya tiba. Tapi, mengapa masih ada sisa sendu yang membayang di dasar dada? Apakah ada ikhlas yang masih tertinggal di sana?

Continue reading “Kesempurnaan Cinta”